Belanda Larang Turis Beli Ganja


BELANDA merupakan salah satu negara di Eropa yang memiliki kebijakan paling liberal terhadap peredaran daun ganja yang bisa ditemui di kedai-kedai kopi. Namun pada Rabu (17/11), pemerintah Belanda berencana melarang wisatawan membeli ganja di kedai kopi.

Kebijakan yang akan dikeluarkan merupakan buntut dari kisruhnya penjualan ganja secara hukum dan sebagai bagian dari aksi nasional tentang penggunaan narkoba.

Belanda memiliki satu kebijakan yang paling liberal di Eropa terhadap peredaran soft drugs yang salah satunya mengatur tentang produksi dan peredaran ganja yang mendapat toleransi resmi.

Produksi dan peredaran ganja disesuaikan dengan kondisi tertentu dan kedai kopi merupakan objek wisata populer untuk mendapatkannya, terutama di Amsterdam dan kota-kota dekat perbatasan Belgia dan Jerman.

Tetapi beberapa kota di dekat perbatasan Belgia telah menekan "pariwisata obat," dan Menteri keamanan dan keadilan Belanda telah mengkonfirmasi pada Rabu, akan melakukan tindakan keras yang lebih luas setelah partai koalisi sepakat untuk mendorong larangan pada September lalu.

Pemerintah yang berkuasa bulan lalu juga telah sepakat untuk membatasi penjualan ganja untuk warga Belanda guna mengekang kejahatan terkait dengan produksi dan perdagangan.

"Itu bukan atraksi wisata kami. Tidak seperti itu," kata menteri, Ivo Opstelten, pada NOS Rabu (17/11).

Lebih lanjut dikatakan Ivo, inti permasalahan adalah kejahatan dan gangguan karena penjualan. Semua harus dikembalikan pada maksud awal penggunaanya.

Amsterdam, yang mempunyai sekitar 223 kedai kopi, sedang melakukan proses penutupan terhadap beberapa kedai kopi di red district untuk mengatasi kegiatan kriminal di daerah itu.

Sebelumnya, kepemilikan sampai dengan 5 gram (0,18 oz) ganja atau hash diperbolehkan di Belanda, tapi produksi skala besar adalah kejahatan.

Sementara itu, beberapa kota-kota perbatasan Belanda seperti Maastricht dan Terneuzen telah membatasi penjualan ganja bagi orang asing untuk membatasi kejahatan dan gangguan. (Reuters)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...