Kata Kjuta, Australia |
Hasil survey menyebutkan sebanyak 40 persen dari 6.714 responden yang disurvei dalam penelitian tahun ini mengatakan mereka mempertimbangkan untuk melakukan perjalanan
ke Australia atau Jepang dalam dua tahun ke depan.
Ketika ditanya mengenai tujuan wisata yang paling diinginkan untuk liburan selanjutnya di wilayah Asia Pasifik, 17 persen responden memilih Australia sebagai tujuan utama mereka, sementara 16 persen memilih Jepang.
Ross Jackson, Head of Cross-Border Business, Asia Pacific, Visa, mengatakan dengan keindahan alam Australia yang luar biasa dan Jepang yang kaya budaya dan sejarah, tidaklah mengherankan apabila satu dari lima orang mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk berkunjung ke tempat-tempat tersebut dalam dua tahun ke depan.
"Dengan daya tarik untuk mengunjungi tempat-tempat baru, pemandangan alam yang indah, harga yang terjangkau dan makanan lezat adalah faktor-faktor dominan yang memotivasi wisatawan untuk memilih lokasi tujuan, semua produk pariwisata yang dapat dinikmati secara sekaligus ini menjadikan tujuan wisata ini paling diminati oleh wisatawan," katanya.
Tidak mengherankan, sebutan "The Land Down Under" yang paling populer dengan buah Kiwi memiliki 59 persen yang memilih Australia sebagai tujuan wisata, diikuti dengan pengunjung dari Inggris (29 persen), AS (20 persen) dan Jepang (17 persen).
Jepang adalah tujuan liburan utama wisatawan asal Korea Selatan (38 persen), Cina Taipei (34 persen), Thailand (26 persen) dan Hong Kong (22 persen).
Pada survei tahun ini, responden juga ditanya mengenai lokasi tujuan wisata yang baru dikunjungi dan secara pribadi direkomendasikan untuk dikunjungi. Sekali lagi, Jepang (12 persen) dan Australia (10 persen) adalah tujuan yang paling direkomendasikan, diikuti oleh Singapura, Thailand dan China Daratan (masing-masing delapan persen).
CEO PATA, Greg Duffell, mengatakan kecermatan tujuan wisata seperti yang diungkapkan dalam survei tahunan dari Visa dan PATA adalah penting untuk tujuan wisata saat ini dan pemasar produk dibebani target untuk dapat meningkatkan pengembalian atas investasi bahkan ketika anggaran sedang dirampingkan.