Trend Hotel 2012


Pertumbuhan akomodasi di Indonesia terus meningkat. Data dari BPS menunjukkan, tahun 2010 hotel berbintang berjumlah 1.306 unit, sementara di tahun 2011 meningkat menjadi 1.489 unit. Sedangkan akomodasi non bintang meningkat dari 13.281 unit di tahun 2010 menjadi 13.794 unit di tahun 2011.

Tentang akomodasi di Indonesia, Kompas.com bertanya kepada beberapa orang yang berhubungan dengan pariwisata, mulai dari pihak dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pengusaha perhotelan, pengguna jasa hotel, sampai jurnalis di bidang pariwisata.

Berikut beberapa harapan mereka akan pertumbuhan akomodasi di Indonesia di tahun 2012, termasuk prediksi tren hotel di tahun 2012. Selain itu, daftar berikut juga berdasarkan pengamatan Kompas.com selama tahun 2011.
  
Green Hotel. Banyak narasumber sepakat tahun 2012 adalah tahunnya bagi hotel-hotel dengan konsep go green. Semakin banyak tamu baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang mulai bertanya sejauh mana hotel yang akan mereka inapi berbasis lingkungan.

Dari lebih seribu hotel berbintang di Indonesia, baru 24 hotel berbintang yang mendapatkan nilai kelulusan untuk mendapatkan Green Hotel Award 2011. Oleh karena itu, pengembangan hotel menuju green hotel masih terbuka lebar.

Contoh seperti Surabaya Plaza Hotel dan Century Park Hotel yang berani menerapkan bebas rokok di area hotel. Selain itu, hotel-hotel berbintang empat dan lima sebagian besar sudah mengampanyekan kepada tamu mengenai konsep ramah lingkungan.

Mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kembali handuk dan sprei. Atau, seperti Discovery Kartika Plaza, hotel yang mendapatkan Green Award Hotel salah satunya menerapkan konsep bangunan yang mengacu pada penghematan energi dan air.

Budget Hotel. Hotel-hotel bujet, hotel bintang dua, atau berkonsep bed and breakfast makin berjamuran di tahun 2011. Tren ini pun diprediksi akan terus berlanjut di tahun 2012. Hotel-hotel ini menawarkan kenyamanan namun dengan harga yang murah.

Cocok untuk wisatawan domestik yang memang membutuhkan tempat tidur nyaman dalam kamar ber-AC serta kamar mandi shower yang bersih. Tak perlu ada kolam renang, karena hal yang penting terdapat restoran hotel yang menyediakan sarapan bagi tamu.

Hotel-hotel jenis ini terutama di Pulau Jawa tak hanya muncul di tingkat kabupaten, tetapi juga tingkat kecamatan. Bahkan jaringan hotel nasional dan internasional sudah mulai bermain di hotel bujet. Sebut saja Santika dengan Amaris yang merupakan hotel bintang dua. Santika akan membuka 5 Hotel Amaris di tahun 2012.

Lalu, Tauzia Hotel Management yang meluncurkan Pop Harris Bandung yang merupakan budget hotel di tahun 2011. Sedangkan di 2012, Tauzia Hotel Management berencana membuka 8 hotel Pop Harris. Sementara Aston mengeluarkan Fave Hotel yang merupakan hotel bintang dua.

Internet Gratis. Internet menjadi kebutuhan utama bagi pelancong bisnis. Bahkan tamu anak-anak pun sering meminta internet gratis hanya untuk sekadar main game online. Hotel berbintang memang memberikan standar pelayanan berupa internet. Namun tidak semua hotel, bahkan hotel berbintang 5 sekalipun, memberikan internet gratis.

Layanan internet gratis bisa berupa WiFi atau koneksi kabel. Sementara itu, beberapa hotel menerapkan internet gratis hanya di kamar saja. Ada pula hotel memberikan internet gratis di kamar dan public area seperti lobby.

Lalu, hotel dengan internet gratis di keseluruhan bangunan. Contohnya adalah jaringan Kagum Hotel yang memiliki 10 hotel di Bandung, Surabaya, dan Bali. Semua hotel di bawah Kagum Hotel menyediakan internet gratis di kamar, public area, meeting room, kolam renang, sampai restoran. Jadi, bisa dibilang seluruh bangunan hotel milik Kagum Hotel berinternet gratis.

Hal menarik juga ditunjukkan Harris Hotel. Hotel ini memberikan internet gratis di mobil operasional hotel. Harris Batam dan Harris Kelapa Gading menyediakan jaringan internet di mobil yang bisa digunakan tamu untuk, misalnya, antar jemput bandara-hotel-bandara.

Hotel-hotel Cantik. Masuk ke dalam kamar hotel dengan tempat tidur bersprei putih dan alas karpet warna coklat. Desain tipikal yang ada di hotel-hotel berbintang. Hotel-hotel berkonsep boutique hotel pun mulai bermunculan yang menampilkan bukan sekadar tempat tidur dengan sprei putih, bantal putih, hingga tirai putih.

Hotel-hotel ini menampilkan kamar nan cantik lengkap dengan bed runner renda ataupun bermotif, serta wallpaper bercorak. Belum lagi permainan warna baik dinding maupun karpet. Bahkan jaringan Aston akan mengeluarkan boutique hotel bernama Neo Boutique Hotel di tahun 2012.

Selain boutique hotel, di tahun 2011 muncul art hotel yaitu Hotel Pullman Jakarta Central Park yang mengangkat seni kontemporer pop art dalam desain hotelnya. Tak hanya hotel bintang lima, hotel-hotel bujet seperti misalnya 101 Legian di Bali menampilkan kamar dengan permainan warna yang mencerahkan.

Kuliner Khas Indonesia. Kuliner Indonesia sedang naik daun, apalagi di tahun 2011 rendang disebut-sebut oleh situs CNNGo sebagai makanan terenak di dunia. Standar kualifikasi hotel di Indonesia mengharuskan hotel berbintang menyediakan masakan barat, Asia (seperti Chinese Food), dan Indonesia. Di tahun 2012, beberapa narasumber memprediksi hotel-hotel akan menampilkan masakan Indonesia namun dibalut dalam konsep fine dining.

Salah satu hotel yang terkenal dominan dalam menyediakan kuliner Indonesia adalah Hotel Santika dan Hotel Santika Premiere. Sesuai tagline mereka yaitu “Indonesian Home”, setiap hotel menampilkan menu-menu tradisional sesuai daerah hotel itu berada.

Ramah Terhadap Penyandang Cacat. Seberapa perhatian hotel terhadap penyandang cacat? Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berencana untuk mengimbau hotel-hotel di Indonesia terutama hotel berbintang untuk menyediakan fasilitas bagi penyandang cacat.

Selain akses jalan yang ramah bagi penyandang cacat, setiap hotel minimal menyediakan satu kamar untuk penyandang cacat yang terletak di lantai satu hotel. Hotel Santika Cirebon adalah salah satu hotel yang sejak lama menyediakan akses jalan untuk kursi roda.

Sementara itu, Asmila Boutique Hotel Bandung yang baru buka di tahun 2011 menyediakan satu kamar khusus untuk penyandang cacat. Kamar ini memiliki kamar mandi yang luas sehingga kursi roda pun bisa masuk serta pegangan di sebelah toilet.

Steker yang Banyak. Rata-rata hotel berbintang memiliki minimal 3-4 stop kontak atau steker. Ini pun terkadang sudah termasuk steker untuk televisi dan mini bar. Sementara para pelancong kini terbiasa membawa aneka gadget dan peralatan elektronik.
Hitung saja jika seseorang membawa satu kamera dan dua handphone, maka ia membutuhkan minimal 3 steker untuk mengisi baterai. Belum lagi jika dua orang menginap di satu kamar. Kebutuhan akan steker pun meningkat.

Selain itu, setiap peralatan elektronik juga memiliki jenis kabel steker yang berbeda-beda tergantung negaranya. Sehingga, kebutuhan akan steker yang cocok dengan jenis kabel apapun tanpa perlu menggunakan adaptor pun menjadi penting.

Misalnya di Ritz Carlton Jakarta, hotel ini memiliki 5 steker. Hanya saja untuk kabel steker yang berbeda jenis harus menggunakan multiple plug yang akan disediakan pihak hotel jika diminta.

Sementara itu Hotel Pullman Jakarta Central Park dan Hotel Pullman Bali Legian Nirwana yang baru dibuka tahun  2011 menyediakan 5 steker standar Indonesia dan connectivity panel. Dalam satu panel tersedia berbagai jenis steker, sehingga misalnya tamu asal Amerika Serikat tidak perlu lagi menggunakan adaptor untuk menggunakan steker tersebut.

Homestay. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki hotel berbintang maupun hotel kelas melati. Padahal beberapa destinasi terus berkembang secara pariwisata. Tengok saja Pulau Tidung di Kepulauan Seribu, Jakarta. Sejak 2009, semakin banyak wisatawan yang datang ke pulau ini walaupun tidak memiliki hotel. Seluruh akomodasi yang tersedia di pulau ini merupakan homestay.

Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tahun 2012 program PNPM Mandiri yaitu desa wisata akan direncanakan di 978 desa yang ada di 33 provinsi. Angka yang meningkat pesat dibanding di tahun 2011 yaitu 596 desa di 33 provinsi.

Beberapa desa wisata ini akan dikembangkan pula homestay yang dikelola oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, prediksi di 2012 akan bermunculan homestay dengan pelayanan dan fasilitas yang semakin memadai bagi wisatawan domestik maupun wisatawan asing.

Salah satu destinasi wisata yang terus mengembangkan homestay adalah Sawahlunto di Sumatera Barat. Bahkan, beberapa pengelola homestay dikirim oleh pemerintah daerah setempat ke Malaysia untuk belajar mengenai pengelolaan dan pelayanan homestay. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...